Oleh : Ustadz H Muhammad Usman
Tidak banyak manusia yang dapat menerima bahwa ujian yang datang dari Alloh itu sesungguhnya merupakan suatu kenikmatan. Disinilah seninya menikmati ujian Alloh bagi orang-orang yang sabar dan bertaqwa.
Ujian Alloh adalah sunnatulloh dan ujian yang Alloh berikan adalah berlaku bagi seluruh manusia baik terhadap orang kafir maupun beriman. Ujian Alloh memiliki banyak fungsi sesuai dengan yang Alloh rencanakan dan tuju. Namun manusia banyak yang tidak tahu hendak kemana arah Alloh akan menjadikan mereka. Orang beriman ketika diuji akan berbeda dengan orang kafir sikapnya ketika ia merespon ujian tersebut.
Dizaman kenabian ada ujian yang tak mungkin Alloh berikan lagi kepada hambanya yaitu ketika Musa dan Fir’aun menerima ujian berupa banjir katak, belalang, darah dan semua bisa diredakan. Ada lagi ujian ketika seorang pembantu fir’aun yang beriman kepada Alloh, seluruh keluarga, suami dan anaknya dimasukkan kedalam kuali yang mendidih. Semua anak laki-laki disembelih. Inilah ibarat karya seni setiap orang akan menilai ujian ini, bagaimana ia mensikapinya : ada orang menilai sebagai sebuah kenikmatan, ada ujian yang ia anggap sebagai siksaan. Jika ia menjadikan sebagai hiburan maka ia akan menjadi kenikmatan, seperti orang yang sedang melaksanakan haji misalnya, kondisi maktab jauh dari masjidilharam, ia sakit-sakitan, maka mereka pasti akan berbeda cara mensikapinya. Sebaliknya orang yang mulus dalam hajinya, juga disikapi bermacam-macam, dan seterusnya dengan cerita yang lain.
Ada suatu kisah didesa, seseorang yang punya cita-cita ingin jadi lurah,kemudian ia mencalonkan dirinya sebagai lurah dan menghabiskan biaya yang banyak namun Alloh tak mentakdirkan dia jadi lurah. Kemudian ia menjadi seorang guru bahasa arab di sebuah Madrasah. Ia kemudian keluar dan pindah ke Jakarta dan suatu saat mendaftarkan diri jadi TKI , Alloh mentakdirkan dia jadi seorang Guide di Kedutaan besar Arab Saudi, maka jadilah ia seorang yang selalu mengantarkan haji dan umroh setiap pejabat Indonesia. Hampir setiap tahun dan bulan ia menjadi guide para pejabat Indonesia. Artinya berapa besar karunia yang Alloh berikan masing-masing bagi orang itu apabila Alloh jadikan seorang lurah dan seorang guide pada setiap sesi perjalanan umroh dan haji. Apa dibalik musibah dan ujian yang Alloh berikan kepada hamba-Nya? Tiada lain agar setiap hamba menisbatkan dirinya selalu berhubungan dengan Alloh.
Demikian juga dengan ujian harta dan wanita, sudah Alloh bukukan sejak zaman Fir’aun, namun banyak yang terkena fitnah dunia dan harta ini. Rosul menyatakan fattquddunya wattaqu fi nisaa, waspadalah terhadap dunia dan wanita….
Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
MENIKMATI UJIAN ALLOH
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 30 Januari 2010 at 08.39, in
Label:
Menikmati Ujian Alloh
WASPADAI SYETAN SAAT SAKAROTUL MAUT
Diposting oleh
roy z
, Kamis, 28 Januari 2010 at 16.47, in
Label:
sakarotul maut
Oleh : Ustadz Ir H Didik Udiyono
Sebagai lanjutan kajian sebelumnya, coba kita lihat kembali dan kita bayangkan bagaimana Alloh menakut-nakuti manusia lewat fenomena gerhana baik mahatahari maupun bulan, dan bagaimana kita meresponnya, dibagian manakah kira-kira posisi kita dan bagaimanakan tindakan kita dalam merespon peringatan tersebut? Sebentar lagi menurut informasi masih ada gerhana lagi dalam waktu dekat ini yakni insyaAlloh tanggal 26 juni 2010. Kita perlu mengantisipasi dengan baik, jangan sampai kita tidak faham dan tidak peduli atau bahkan menghiraukan peristiwa yang merupakan peringatan Alloh subhanahu wa ta'ala. Maka dari itu mari kita dirikan sholat khauf(gerhana) saat terjadi gerhana mendatang pada tanggal tersebut di masjid-masjid sebagai rasa takut akan peringatan Alloh.
Disini kita perlu mengevaluasi diri dibagian manakah kita berada? Karena Alloh telah menegaskan bahwa nilai hidup dan matinya seseorang tergantung kepada siapa ia bergantung terutama ketika ia diuji. Tentunya harapan kita adalah mudah-mudahan Alloh membantu dan menggiring atau mengarahkan kita kepada jalan-Nya. Terutama ketika manusia menjalani proses kematian kita diajarkan Rosululloh sebagaimana hadits nabi dari Nu’aim, Wailah bin Al Aqsho, Rasululloh bersabda:
Laqqinu mautakum bi laa ilaaha illalloh, wabasysyiru bil jannati, fainnal haliima minarrijali wannisaa yatakhoyyaru inda dzalika al masyru, wa innasysyaithana ya’ti ahadakum inda mautihi wa yumtahiununa.(Talqinkan orang yang akan mati diantaramu dengan kalimah Laa ilaaha illalloh bahagiakanlah mereka dengan surga, sesungguhnya orang penyantun dari laki-laki dan perempuan akan memilih ketika mereka mendapat kebingungan dan sesungguhnya syaithon pun akan mendatanginya ketika ajal menjemputnya dan mereka akan diuji terus). Sakarotul maut merupakan ujian paling berat selama hidup bagi setiap mahluq, mereka merasakan sakit yang luar biasa dan merasa sangat kebingungan. Disinilah dimana manusia saat menghadapi kebingungan maka syaithon akan mendatangi mereka, ketika ajal menjemputnya, mereka akan diuji terus dan syaithon semakin mengganggunya. Namun tingkatannya berbeda-beda bagi setiap manusia, spt sabda Nabi: “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya”. Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda. (At Tadzkirah Fi Ahwali Al Mauta Wa umuri Al Akhirah (1/50-51).
Sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Oleh karena itu hendaklah kita mengajarkan orang yang akan meninggal dengan kalimat talqin, “laa ilaaha illa Alloh” demi menyelamatkan orang yang kita sayangi menghadapi sakaratul maut agar terhindar dari gangguan iblis. Selompok iblis dan syaithon akan mengganggu manusia ketika sakaratul maut, dan ingatlah iblis hanya bisa mengganggu orang yang lemah imannya, maka bertawakallah kpd Alloh dengan sebenar-benar takwa. Sebagaimana firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
(Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithon. Sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagimu).(Qs. Al Baqoroh 2: 208).
Dan ingat juga nasihat Alloh yang sering disampaikan oleh para khotib diatas mimbar Jum'ah yang merupakan pengatan keras bagi orang-orang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa dan jangan sampai kita mati dalam keadaan kafir, sebagaimana firmanNya dalam surat Ali Imron 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam).
Dan pertanyaannya sekarang bagaimana dengan orang muslim yang tidak pernah sholat, apa perlu di tuntun ketika mau mati dengan ditalqinkan? Jawab Ustadz, ada di zaman Rosululloh seorang anak yahudi yang mau mati maka Rosul masih menawarkan untuk taslim, masuk Islam. Hal ini menegaskan akan pentingnya terus menerusnya kita mentalqinkan orang yang akan mati. Karena menjadi hak Alloh untuk menetapkan kalimat tsabit yang menghunjam dirinya dengan kalimat thoyyibah, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Ibrohim ayat 27 Alloh berfirman :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
(Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki).
Betapa pentingnya pada situasi yang menakutkan itu, seorang muslim hendaknya perlu menegakkan wasilah bahwa yang hidup ini perlu memperhatikan orang lain. Kemudian pertanyaan berikutnya bagaimana dengan menghadiahi orang yang mati dengan membacakan al Fatihah? Ustadz menjawab bahwa ditinjau dari segi syariah, hal itu tidak disyariatkan dan Rosululloh juga tidak mencontohkan, tetapi Rosululloh hanya memerintahkan untuk selalu mendoakan kepada si mati, dan disini al-Fatihah bukanlah termasuk doa. Oleh karena itu maka yang demikian ini bisa dikategorikan bid’ah. Namun dikalangan orang-orang yang menyatakan sebagai thoriqoh sering malakukan hal tersebut dengan maksud untuk menghadiahkan atau mengirimkan bacaan al-Fatihah tersebut kepada si mati, hal ini biasa dilakukan karena mereka tidak mengenal bid’ah. Dan bagi orang yang telah berkecamuk dengan hal tersebut maka akan sulit meninggalkannya. Dalam dunia thoriqoh menghadiahkan al-Fatihah bertujuan untuk masuk dalam proses penampakan, kontak atau aji pameling. Maka hal inilah yang harus kita sikapi dengan hati-hati.
Wallohu a’lam bish-showab.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
TAKUT KEPADA ALLOH KARENA MAKSIAT
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 23 Januari 2010 at 07.28, in
Label:
Maksiat
Oleh : Ustadz H.Muhammad Usman
Rasa takut terhadap azab Alloh merupakan muara terhadap takut kepada Alloh. Pada umumnya orang tak bisa langsung mempunyai rasa takut sebelum Alloh menampakkan azab-Nya. Untuk mempunyai rasa takut ini, sebagai bentuk keadilan Alloh maka Dia menurunkan petunjuk berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah melalui Rosululloh dari bangsa sendiri yang menjelaskan petunjuk tersebut. Setelah satu rosul wafat maka disusulkan rosul berikutnya sebagai bentuk upaya untuk menyelamatkan manusia dari semua bentuk peringatan. Akan tetapi karena nafsu, iman dan akal terkalahkan maka manusia terjerumus kedalam dosa. Lalu Alloh membuka pintu taubat bagi manusia, Alloh masih menerimanya, ibarat orang nikah yang telah bercerai lalu iddah, ia kembali menjalani kehidupan berumah tangga.
Rasa takut manusia diselimuti oleh kemaksiatan dirinya sehingga Ibnu Athoillah menyatakan bahwa sikap manusia ini dalam menutupi kemaksiatan ada 2 macam: yang pertama yaitu al khouf anil ma’shiyat atau dia takut dari maksiat, dan yang kedua dia menutupi rasa takut karena kawatir kemaksiatannya terungkap (al khouf fil maksiyat), jadi dia takut kepada manusia bukan takut kepada Alloh, orang ini akan rugi karena ia akan cenderung mengulangi kemaksiatan itu sendiri. Ia tidak ingat akan firman Alloh : Inna Bathsya robbika la syadiidu. (sesungguhnya siksa Tuhanmu benar-benar sangat keras) al-Buruuj ayat 12.
Demikian juga perlu diperhatikan bagaimana kerasnya siksaan Alloh bagi orang-orang yang dzolim, sebagaimana firman Alloh didalan surat Huud ayat 102-103 :
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
(Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras).
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).
Oleh karena itu takutlah kepada Alloh dengan banyak mempelajari al-Qur'an dan Hadits agar kita menyadari dan takut akan peringatan dan ancaman-ancaman Alloh sehingga kita dapat menjauhi perbuatan maksiat, takutlah kepada Alloh karena perbuatan maksiat dan bukan takut perbuatan maksiatnya diketahui orang lain dan bahkan bukan malah bangga melakukan maksiat, na'udzubillah min dzalik.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
JADILAH MUSLIM YANG KAFFAH
Diposting oleh
roy z
, at 05.51, in
Label:
Muslim Kaffah
Oleh : Ustadz Ir. H.Didik Udiyono
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
(Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci).as Shoff ayat 9.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam didalam misinya untuk berjuang menegakkan agama Islam selalu mendapatkan perlawanan dari orang-orang musyrik. Orang musyrik dalam menjalankan kehidupannya selalu memakai standard ganda. Padahal Rosul selalu mengarahkan kepada al khoir (kebaikan). Kriteria untuk menilai sebuah kebaikan akan sangat berbeda dengan standard yang dipakai oleh kaum musyrikin dimana mereka menggunakan standard ganda. Akan tetapi Islam mengarahkan kepada standard baku yang ada dalam al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dalam hal menyikapi sebuah kemenangan Islam seringkali kendalanya datang dari kaum muslimin itu sendiri. Oleh karena itu dengan semakin banyaknya kaum muslimin yang menjalankan agamanya secara totalitas atau kaffah dalam keislamannya maka kemenangan akan kita dapatkan. Tidaklah mudah dalam merebut tegaknya Islam, yang lebih aman bagi kita adalah mencela diri kita sendiri, menilai diri sendiri dan membenahi diri kita sendiri. Tidak boleh berhenti untuk Islam, sampai dalam mengatur ritme bersenang-senang begitu diingatkan oleh Islam. Sebagai contoh : Abu Dzar al Ghifari diingatkan oleh Rosululloh :Iyyakum wattana-um fainna ibadalloh laisa bittana-um (waspadalah dengan bersenang-senang karena hamba Alloh tidak suka dengan banyak bersenang-senang). Dalam hal mengekspresikan pernikahan shahabat, misalnya, menabuh rebana setelah pernikahan itu dilangsungkan sebagai ungkapan rasa gembira. Tidak seperti orang-orang sekarang, banyak orang jawa yang sudah hilang jawanya akibat ketidak tahuannya. Dalam prosesi sebelum pernikahan ada hajatan, doa sebelum pernikahan dilakukan. Ada prsosesi walimah dengan lagu : yen pinyu angrawuhi ing malem resepsi, kakung putri ngagem busono kang edipine, poro putri lenggah jejer urut katon rapi, para priyo lenggahe rada adoh sawatoro, tetapi bagaimana dengan prosesi resepsi sekarang, dimana bapak-bapak selalu makan dan minum dengan standing party?
Sebetulnya para wali dulu sudah berusaha mengajarkan nilai-nilai agama yang dikemas dan dimasukkan kedalam budaya dan tata cara kehidupan masyarakat jawa, namun karena pengaruh budaya luar yang saat ini merambah masyarakat kita maka perlu untuk kita waspadai terutama bagi generasi kita mendatang. Ingat akan nasihat : kali ilang kedunge, wong jawa ilang jawane, pasar ilang kumandange…wong wadon ilang rasa malune. Oleh karena itu marilah kita berusaha menjadi Islam secara menyeluruh atau kaffah bersandar pada al-Qur'an dan as-Sunnah dan marilah kita selalu berdoa memohon perlindungan kepada Alloh agar Alloh memberi petunjuk kepada kita.
Wallohu a'lam bish-showab.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
SUDAH SEMPURNAKAH HAJI KITA ?
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 16 Januari 2010 at 15.45, in
Label:
Haji Sempurna
oleh : Ustadz H Muhammad Utsman
Rasul ketika memerintahkan shalat kepada para sahabat dengan pernyataan : “shalatlah kalian seakan-akan esok akan mati, inti pesannya adalah sempurnakanlah shalat ini sebagaiman perintahnya “Shallu kama raitumuuni ushalli . Ucapan ini sering diulang-ulang Rasulullah SAW. Lain halnya denga ibadah haji. Rasulullah hanya mengingatkan para sahabat dengan :”Khudzu ‘anni manasikakum” (Ambillah dari ku akan manasik-manasik ibadah haji kalian). Rasul hanya dengan satu kali saja mengingatkan para sahabat dan inilah syumuliyatul abdi sehingga Aisyah dengan peristiwa itu dimajukan haidhnya, teratur. Haji Rasul dengan istrinya, para sahabat itu berbeda sehingga muncul tiga istilah haji yaitu :
Haji Ifrath (dimana haji dulu yang dilakukan baru umrah) ini terdapat dalam diri Aisyah.
Haji qiran ( haji Rasul ) Ini Haji Rasul,karena pada sat itu Rasul membawa hadyu dari Madinah.
Haji Tamattu ( Haji para sahabat ) Dimana para sahabat membawa sejumlah uang dan bekal untuk haji ini.
Ada beberapa yang perlu diintrospeksi karena pemerintah Saudi dan Indonesia selalu memberikan buku panduan agar haji kita sesuai dengan Rasulullah SAW, yaitu :
Pertama : miqat; bagi penduduk Madinah maka miqatnya di Dzulkhulaifah, bagi warga Irak dari Juhfah dan Nejed Yaman dari Ya lam-lam, Rasul tak pernah menyebut miqat dari Jeddah. Di Majalah asy-Syariah 2 tahun lalu disebutkan bahwa di 5 tempat itu baik yang berkendaraan darat, laut dan udara harus dari posisi miqatnya. Jika belum berniat haji/umrah dan berpakaian ihram dimiqat maka perlu kembali dari asal miqat. Sejak di kendaraan itulah dia mengucapkan doa labbaikallahumma umratan-hajjan. Padahal jamaah dari Indonesia terutama, telah ditetapkan miqatnya di Jeddah shg sudah melewati batas miqat. Maka seharusnya sejak pesawat berada Ya lam lam atau dari tempat pemberangkatan negara asal sudah berpakaian ihram dan berniat.
Kedua : Pada tanggal 8 Dzul hijjah Rasulullah berangkat dan berihram dan mabit di Mina, Rasulullah menjama takhir shalat dhuhur dan ashar, maghrib dan isya serta shubuh dan pada hari tanggal 9 pagi hari pergi ke Arafah. Tapi apa yang dilakukan oleh jamaah haji Indonesia tanggal 8 ini langsung ke Arofah, ada ibadah yang ditinggalkan secara sistematik yaitu tarwiyah. Ini ibarat shalat jum’atan yang dilakukan hanya khutbah keduanya saja. Potong kompas dalam ibadah . Perilaku ini terjadi apakah karena biaya lebih murah sehingga tarwiyah ini ditinggalkan ??..wallahu ‘alam….
Ketiga : Bermalam di Mina ditinggalkan karena ingin mengejar mabit di Arofah dan ketika melempar pun banyak yang melempar di Jamarat malam hari, padahal Rasulullah melempar pada saat shalat dhuha.
Oleh karena itu perlu di kritisi karena betapapun sangat kontrasnya perbedaaan antara misalnya dalam aturan penerbangan begitu ketatnya tapi dalam aturan ibadah haji banyak yang dilanggar. Urusan haji dalam pelaksanaannya menjadi sangat banyak yang dilanggar. Bukankah kita ingin mencapai hajji mabrur dengan menyempurnakan rukunnya?
Nauzdu billah min dzalika…..
Ahad, 10 januari 2010 / 24 Muharam 1431 H
Arifie - Deden
BACA SELENGKAPNYA...
TAKUTLAH HANYA KEPADA ALLAH
Diposting oleh
roy z
, at 15.30, in
Label:
Takutlah Pada Alloh
oleh : Ustadz Ir.H. Didik Udiyono
Kaum muslimin perlu mengembangkan sikap takutnya hanya kepada Allah, kepada Adzab Allah dan kemungkinan atas pelanggaran terhadap aturan Allah. Ada dua fenomena khauf (takut) yang ada di dunia ini yaitu ; Khaufnya orang mu’min terhadap Allah dan takutnya orang-orang kepada Syaithan. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Ali Imran ayat 175:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
(Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman).
Itulah Syaithan menakut-nakuti pembela-pembelanya. Janganlah kamu takut kepada syaithan, takutlah kepada Allah jika kamu beriman. Di bulan Muharam ini ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat jarang yaitu gerhana bulan tanggal 31 Desember 2009 (15 Muharam 1431H) dan gerhana matahari 15 Januari 2010 ( 29 Muharam 1431 H). 2 tanda ini bukan karena kematian seseorang atau karena bratakala dan lain sebagainya. Atau karena takut karena tak mengidolakan Mas Ngabela Ing Pasar Kanjeng Penembahan Senopati.
Inilah bentuk ketidak tahuan kita dalam hal menempatkan rasa takut dan semua kembali kepada diri kita sendiri. Bagi orang awam sekelas kita maka belajarlah mempuyai rasa takut karena kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, akan tetapi bagi orang yang berilmu mereka mempunyai rasa takut karena hasil pemahaman dari kedalaman ilmu mereka. Semua rasa takut mereka bermuara kepada Allah SWT., Ketika terjadi gerhana misalnya hamba-hamba ini takut kepada Allah. Bahkan mereka merefleksikan diri dengan apa yang di tuntun Rasulullah SAW yaitu memperbanyak dzikrullah dengan shalat, bersedekah bertakbir dan memohon ampunan kepada-Nya. “idza raitum syai-an min dzalika fa shollu wa tashaddaqu fa kabbiru…..(HR Muslim)
Maka dari itu mari kita dirikan shalat khauf saat gerhana matahari mendatang yang jatuh pada tgl.15 Januari 2010 atau 29 Muharam besok di masjid-masjid sekitar pukul 14.00-16.00 sebagai rasa takut akan peringatan Allah.
Wallahu a'lam bish-shawab
Sabtu, 9 Januari 2010 / 23 Muharam 1431 H
BACA SELENGKAPNYA...