AQIDAH ISLAM
this site the web

SUDAH SEMPURNAKAH HAJI KITA ?

oleh : Ustadz H Muhammad Utsman
Rasul ketika memerintahkan shalat kepada para sahabat dengan pernyataan : “shalatlah kalian seakan-akan esok akan mati, inti pesannya adalah sempurnakanlah shalat ini sebagaiman perintahnya “Shallu kama raitumuuni ushalli . Ucapan ini sering diulang-ulang Rasulullah SAW. Lain halnya denga ibadah haji. Rasulullah hanya mengingatkan para sahabat dengan :”Khudzu ‘anni manasikakum” (Ambillah dari ku akan manasik-manasik ibadah haji kalian). Rasul hanya dengan satu kali saja mengingatkan para sahabat dan inilah syumuliyatul abdi sehingga Aisyah dengan peristiwa itu dimajukan haidhnya, teratur. Haji Rasul dengan istrinya, para sahabat itu berbeda sehingga muncul tiga istilah haji yaitu :

Haji Ifrath (dimana haji dulu yang dilakukan baru umrah) ini terdapat dalam diri Aisyah.

Haji qiran ( haji Rasul ) Ini Haji Rasul,karena pada sat itu Rasul membawa hadyu dari Madinah.

Haji Tamattu ( Haji para sahabat ) Dimana para sahabat membawa sejumlah uang dan bekal untuk haji ini.

Ada beberapa yang perlu diintrospeksi karena pemerintah Saudi dan Indonesia selalu memberikan buku panduan agar haji kita sesuai dengan Rasulullah SAW, yaitu :

Pertama : miqat; bagi penduduk Madinah maka miqatnya di Dzulkhulaifah, bagi warga Irak dari Juhfah dan Nejed Yaman dari Ya lam-lam, Rasul tak pernah menyebut miqat dari Jeddah. Di Majalah asy-Syariah 2 tahun lalu disebutkan bahwa di 5 tempat itu baik yang berkendaraan darat, laut dan udara harus dari posisi miqatnya. Jika belum berniat haji/umrah dan berpakaian ihram dimiqat maka perlu kembali dari asal miqat. Sejak di kendaraan itulah dia mengucapkan doa labbaikallahumma umratan-hajjan. Padahal jamaah dari Indonesia terutama, telah ditetapkan miqatnya di Jeddah shg sudah melewati batas miqat. Maka seharusnya sejak pesawat berada Ya lam lam atau dari tempat pemberangkatan negara asal sudah berpakaian ihram dan berniat.

Kedua : Pada tanggal 8 Dzul hijjah Rasulullah berangkat dan berihram dan mabit di Mina, Rasulullah menjama takhir shalat dhuhur dan ashar, maghrib dan isya serta shubuh dan pada hari tanggal 9 pagi hari pergi ke Arafah. Tapi apa yang dilakukan oleh jamaah haji Indonesia tanggal 8 ini langsung ke Arofah, ada ibadah yang ditinggalkan secara sistematik yaitu tarwiyah. Ini ibarat shalat jum’atan yang dilakukan hanya khutbah keduanya saja. Potong kompas dalam ibadah . Perilaku ini terjadi apakah karena biaya lebih murah sehingga tarwiyah ini ditinggalkan ??..wallahu ‘alam….

Ketiga : Bermalam di Mina ditinggalkan karena ingin mengejar mabit di Arofah dan ketika melempar pun banyak yang melempar di Jamarat malam hari, padahal Rasulullah melempar pada saat shalat dhuha.

Oleh karena itu perlu di kritisi karena betapapun sangat kontrasnya perbedaaan antara misalnya dalam aturan penerbangan begitu ketatnya tapi dalam aturan ibadah haji banyak yang dilanggar. Urusan haji dalam pelaksanaannya menjadi sangat banyak yang dilanggar. Bukankah kita ingin mencapai hajji mabrur dengan menyempurnakan rukunnya?

Nauzdu billah min dzalika…..

Ahad, 10 januari 2010 / 24 Muharam 1431 H
Arifie - Deden

3 komentar:

Anonim mengatakan...

pak saya mau comment ko susah ya....

roy z mengatakan...

Kalo susah komen, email aja ke : asysyuhada@aol.com

Anonim mengatakan...

Pak klo komen pilih "Anonymous" pada pilihan kotak ---> "beri komentar sebagai :"

Posting Komentar

 
close
marketing-mobil-wuling