Oleh : Ustadz Ir. H. Didik Udiyono
Rasululloh Sollallohu 'alaihi wasallam senantiasa menjadi pembawa peringatan dan kabar gembira bagi banyak manusia. Memberikan informasi bagi siapapun yang taat dengan menjanjikan pahala dan surgaNya. Demikian juga bagi yang disiplin dia akan bertemu dengan hal-hal yang menyenangkan. Rosul juga akan memberi peringatan bagi siapa yang melanggar aturan Alloh dan dia akan bertemu dengan hal-hal yang menyengsarakan. Dalam hal ini janganlah Rosul hanya dipakai sebagai simbol dipasang dirumah atau ditempel di dinding saja. Cinta Rosul juga tidak cukup hanya dengan gambaran syahadat saja, dan yang muncul dalam tampilan bukan hanya bungkusnya saja, tapi isi dan makna dari syahadat itulah yang lebih penting yakni dengan mengamalkan sunnahnya atau mengikuti apa yang diajarkan dan menghindari apa yang dilarang oleh Rosul. Karena setelah Rosul diutus Alloh kepada manusia ini kita tidak punya argumentasi lagi, karena setiap larangan dan perintah sudah disampaikan oleh baginda Rosul. Setiap perintah selalu ada hkmah yang mendalam dan setiap larangan selalu ada madhorot yang tak terhingga.
Dalam kajian ustadz di Masjid al Falah Surabaya, misalnya, setiap jamaah ada kesepakatan sebagai takmir masjid tersebut yaitu bahwa setiap orang hendaknya tahu dan faham akan apa-apa yang dilarang Alloh dan apa-apa yang diperintahkan Alloh. Seperti meninggalkan ilah-ilah selain Alloh karena sudah jelas seperti yang difrmankan Alloh dalam al-Quran surat an Nisa ayat 165:
رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزاً حَكِيماً
(Mereka Kami utus) selaku rosul-rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya rosul-rosul itu. Dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Oleh karena itu jangan mengekspresikan kecintaan kepada Rosul hanya sebatas bungkusnya saja, tidak cukup dengan mengumandangkan syair-syair. Kita perlu menunjukkan kecintaan kita kepada Rosul dengan sungguh-sungguh, luar dalam, dan mengamalkan semua ajaran-ajarannya dan menghindari larangannya, dan jadikanlah Rosul sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita sehari-hari, senyeimbangkan dengan uswah dan qudwah rosululloh. Saw.
(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
Cinta Rosul, Ikuti Sunnahnya
Diposting oleh
roy z
, Jumat, 16 April 2010 at 09.36, in
Label:
Ikuti sunnah Rosul
Ibadah Jasad dan Hati
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 03 April 2010 at 09.04, in
Label:
Ibadah Jasad dan Hati
Oleh : Ustadz H.Muhammad Uaman
Surat al-Baqoroh merupakan surat yang memuat banyak sekali hukum-hukum Islam, walaupun penjabarannya ada di surat al Nisa, al Ahzab, al Nur dan surat-surat lainnya. Dalam surat ini ada satu ayat yang memerintahkan agar seorang Muslim yang masuk dalam Islam harus menjalankannya secara sempurna atau kaffah, seperti pada surat alBaqoroh ayat 208:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Untuk menjadi seorang Muslim sempurna ada beberapa tahapan yaitu :
Pertama Al Jasad Islamiyah :
Fisik/tubuh/bungkusnya Islam. Tubuh merupakan kesatuan yang didalamnya juga ada isinya. Seperti inilah Islam. Seorang Islam dalam menjaga tubuhnya harus sholat, maka yang sholat tidak boleh hanya hatinya saja. Karena dalam sholat ini ada rukuk, sujud, I’tidal, tahiyat, salam dan praktek lainnya. Dalam Islam tak ada yang namanya semedi, artinya hanya menata hati saja, seperti halnya ada sebagian orang yang tidak mau melakukan sholat dan cukup hatinya saja. Islam lebih dari itu. Oleh karenanya ketika tangan, hati, kaki dan anggota tubuh lainnya mau diatur sama Alloh maka semuanya akan turut pada Islam. Dan banyak sekali ayat-ayat al Quran yang memerintahkan tegakkan sholat dan Nabi Muhammad juga telah memberikan contoh bagaimana sholat yang benar dan beliau sendiri juga sampai bengkak kakinya akibat sholat. Islam mengajarkan ibadah puasa, maka tubuh pun ikut berpuasa. Ketika Islam ini menuntut untuk menutup aurat dengan jilbab maka tak ada istilah "hatinya yang berjilbab", seperti yang dikatakan beberapa orang yang tidak mau berjilbab "yang penting hatinya berjilbab". Ini adalah pandangan yang salah karena Alloh memerintahkan dalam al-Quran untuk menutup aurat.
Kedua Ruh Islamiyah,
Artinya hal ini merupakan kelengkapan ibadah kepada Alloh SWT, ibadah yang hanya jasad saja tanpa ruh maka ibadah itu tak bermakna. Ia akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang menyimpang kepada perbuatan keji dan kemungkaran. Contoh dalam hal puasa, kalau ibadah puasanya tak bisa mengendalikan nafsu maka tak akan ada nilai dan makna puasanya. Selain itu banyak juga orang awam yang sering kali menyalahkan seseorang yang tampak sebagai ahli ibadah yang mana karena perilaku dan isi hatinya berlawanan maka mereka mengatakan : ”Halah apa itu katanya sudah haji, halah yang rentenir juga jilbaban, halah sing jengking podo wae” dan lain sebagainya, ini isyarat yang menandakan bahwa Islamnya hanya jasad saja tanpa ruh. Hal ini disebabkan karena tidak ada pemaknaan ibadah secara kaffah atau sempurna sehingga yang beribadah secara ruh menyalahkan ibadah secara jasadiyah. Ingat akan hadits orang yang membunuh 99 orang dan digenapi 100 orang rahib yang dibunuhnya. Ia melanjutkan perjalanan ke desa yang ahli khoir tidak memilih ke desa yang ahli syar, dia mati dan bertaubat, akhirnya ia mendapatkan surga setelah perdebatan 2 malaikat yang mengukur sikap dia. Karena kita sudah tua maka saat tobat perlu disegerakan agar menuju Islam kaffah dan istiqomah kita dapatkan. Akhirnya kita mendapatkan ni’mat anugerah dan terjauhkan dari kesyirikan kepada Alloh SWT.
Ketiga dengan melalui fikratul Islamiyah,
Artinya semua pemikiran ini dilandasi dengan Islam, semua tertuju pada Islam. Islam yang mengarahkan gaya hidup dan perilakunya, Islam yang menjadi acuan dalam melangkah dan mengatur strategi hidupnya. Dia diarahkan dengan al Quran dan Sunnah Nabi dengan sikap sami’na wa atho’na.
Wallohu a'lam bish showab
(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
IBADAH JANGAN KREATIF
Diposting oleh
roy z
, Kamis, 04 Februari 2010 at 06.57, in
Label:
Ibadah Jangan Kreatif
Oleh : Ustadz Ir. H. Didik Udiyono
Awalnya syetan itu ingin diibadahi layaknya AllOh. Syetan ridho pada model lain ketika AllOh memberi syarat padanya yaitu bolehnya menggoda manusia supaya jadi pendampingnya. Salah satu yang digemari adalah memberi peluang untuk selalu melaksanakan ke-bid’ah-an. Walaupun terhadap pelaku maksiat juga menyepakatinya, karena itupun merupakan langkah-langkah syetan. Ketika seseorang ingin menjalankan Islam secara kaffah semua aspek-aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik dari manusia itu dia pengaruhi. Syetan mengajaknya sehingga orang yang mau kaffah tadi terpengaruh dengan semboyan syetan “tak akurat pun dalam ibadah oke-oke saja”. Oleh karena itu waspadalah. Kita sebagai seorang Muslim mesti berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunah. Jika seseorang sudah meremehkan dalam beribadah dan beriman kepada Alloh maka waspadalah…
Menjalankan syariat Islam hendaknya diikuti dengan ittiba' kepada Alloh dan Rasulloh, gambaran karakter para sahabat selalu jadi pedoman dalam melangkah. Para sahabat begitu suka dan ridho pada aturan Alloh dan Rosul. Mereka ridhwanullah alaihim begitu senang mengikuti jalan Alloh dan RosulNya.
Akan tetapi bagaimana dengan orang-orang di zaman sekarang sepertinya mereka tak yakin dan tak percaya akan keutamaan dan kesempurnaan islam. Mereka begitu kreatif dalam aturan beribadah. Langkah syetan ini dia lalui dan mempunyai rel lintasan sendiri. Bagi mereka yang kreatif maka biasanya tak mengikuti rel sunnah. Jika dalam satu rel , maka mereka lebih senang mencari rel lain. Masya Alloh. Apa yang dikatakan Sufyan Tsauri : orang maksiat masih bisa bertaubat ketika melakukan maksiat dan bisa diterima taubatnya, tapi bagi yang berbuat bid’ah tak akan diterima taubatnya karena mereka melakukan kebid’ahan sebagai sebuah idabah.
Menjalankan sunnah dalam kondisi seperti ini susah-susah gampang, susahnya karena ada tawaran di kanan dan di kiri kita dan butuh perjuangan, sedangkan gampangnya adalah karena jalan dan rel sunnah sudah diteratas oleh para sahabat, tabiin, atbauttabiin ridhwanullah alaihim. Perlu rethinking dalam melaksanakan sunnah ini sehingga kita selamat dan terus diatas sunnah dan selalu ittiba' kepada Alloh dan RosulNya.
(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
MENIKMATI UJIAN ALLOH
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 30 Januari 2010 at 08.39, in
Label:
Menikmati Ujian Alloh
Oleh : Ustadz H Muhammad Usman
Tidak banyak manusia yang dapat menerima bahwa ujian yang datang dari Alloh itu sesungguhnya merupakan suatu kenikmatan. Disinilah seninya menikmati ujian Alloh bagi orang-orang yang sabar dan bertaqwa.
Ujian Alloh adalah sunnatulloh dan ujian yang Alloh berikan adalah berlaku bagi seluruh manusia baik terhadap orang kafir maupun beriman. Ujian Alloh memiliki banyak fungsi sesuai dengan yang Alloh rencanakan dan tuju. Namun manusia banyak yang tidak tahu hendak kemana arah Alloh akan menjadikan mereka. Orang beriman ketika diuji akan berbeda dengan orang kafir sikapnya ketika ia merespon ujian tersebut.
Dizaman kenabian ada ujian yang tak mungkin Alloh berikan lagi kepada hambanya yaitu ketika Musa dan Fir’aun menerima ujian berupa banjir katak, belalang, darah dan semua bisa diredakan. Ada lagi ujian ketika seorang pembantu fir’aun yang beriman kepada Alloh, seluruh keluarga, suami dan anaknya dimasukkan kedalam kuali yang mendidih. Semua anak laki-laki disembelih. Inilah ibarat karya seni setiap orang akan menilai ujian ini, bagaimana ia mensikapinya : ada orang menilai sebagai sebuah kenikmatan, ada ujian yang ia anggap sebagai siksaan. Jika ia menjadikan sebagai hiburan maka ia akan menjadi kenikmatan, seperti orang yang sedang melaksanakan haji misalnya, kondisi maktab jauh dari masjidilharam, ia sakit-sakitan, maka mereka pasti akan berbeda cara mensikapinya. Sebaliknya orang yang mulus dalam hajinya, juga disikapi bermacam-macam, dan seterusnya dengan cerita yang lain.
Ada suatu kisah didesa, seseorang yang punya cita-cita ingin jadi lurah,kemudian ia mencalonkan dirinya sebagai lurah dan menghabiskan biaya yang banyak namun Alloh tak mentakdirkan dia jadi lurah. Kemudian ia menjadi seorang guru bahasa arab di sebuah Madrasah. Ia kemudian keluar dan pindah ke Jakarta dan suatu saat mendaftarkan diri jadi TKI , Alloh mentakdirkan dia jadi seorang Guide di Kedutaan besar Arab Saudi, maka jadilah ia seorang yang selalu mengantarkan haji dan umroh setiap pejabat Indonesia. Hampir setiap tahun dan bulan ia menjadi guide para pejabat Indonesia. Artinya berapa besar karunia yang Alloh berikan masing-masing bagi orang itu apabila Alloh jadikan seorang lurah dan seorang guide pada setiap sesi perjalanan umroh dan haji. Apa dibalik musibah dan ujian yang Alloh berikan kepada hamba-Nya? Tiada lain agar setiap hamba menisbatkan dirinya selalu berhubungan dengan Alloh.
Demikian juga dengan ujian harta dan wanita, sudah Alloh bukukan sejak zaman Fir’aun, namun banyak yang terkena fitnah dunia dan harta ini. Rosul menyatakan fattquddunya wattaqu fi nisaa, waspadalah terhadap dunia dan wanita….
Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
WASPADAI SYETAN SAAT SAKAROTUL MAUT
Diposting oleh
roy z
, Kamis, 28 Januari 2010 at 16.47, in
Label:
sakarotul maut
Oleh : Ustadz Ir H Didik Udiyono
Sebagai lanjutan kajian sebelumnya, coba kita lihat kembali dan kita bayangkan bagaimana Alloh menakut-nakuti manusia lewat fenomena gerhana baik mahatahari maupun bulan, dan bagaimana kita meresponnya, dibagian manakah kira-kira posisi kita dan bagaimanakan tindakan kita dalam merespon peringatan tersebut? Sebentar lagi menurut informasi masih ada gerhana lagi dalam waktu dekat ini yakni insyaAlloh tanggal 26 juni 2010. Kita perlu mengantisipasi dengan baik, jangan sampai kita tidak faham dan tidak peduli atau bahkan menghiraukan peristiwa yang merupakan peringatan Alloh subhanahu wa ta'ala. Maka dari itu mari kita dirikan sholat khauf(gerhana) saat terjadi gerhana mendatang pada tanggal tersebut di masjid-masjid sebagai rasa takut akan peringatan Alloh.
Disini kita perlu mengevaluasi diri dibagian manakah kita berada? Karena Alloh telah menegaskan bahwa nilai hidup dan matinya seseorang tergantung kepada siapa ia bergantung terutama ketika ia diuji. Tentunya harapan kita adalah mudah-mudahan Alloh membantu dan menggiring atau mengarahkan kita kepada jalan-Nya. Terutama ketika manusia menjalani proses kematian kita diajarkan Rosululloh sebagaimana hadits nabi dari Nu’aim, Wailah bin Al Aqsho, Rasululloh bersabda:
Laqqinu mautakum bi laa ilaaha illalloh, wabasysyiru bil jannati, fainnal haliima minarrijali wannisaa yatakhoyyaru inda dzalika al masyru, wa innasysyaithana ya’ti ahadakum inda mautihi wa yumtahiununa.(Talqinkan orang yang akan mati diantaramu dengan kalimah Laa ilaaha illalloh bahagiakanlah mereka dengan surga, sesungguhnya orang penyantun dari laki-laki dan perempuan akan memilih ketika mereka mendapat kebingungan dan sesungguhnya syaithon pun akan mendatanginya ketika ajal menjemputnya dan mereka akan diuji terus). Sakarotul maut merupakan ujian paling berat selama hidup bagi setiap mahluq, mereka merasakan sakit yang luar biasa dan merasa sangat kebingungan. Disinilah dimana manusia saat menghadapi kebingungan maka syaithon akan mendatangi mereka, ketika ajal menjemputnya, mereka akan diuji terus dan syaithon semakin mengganggunya. Namun tingkatannya berbeda-beda bagi setiap manusia, spt sabda Nabi: “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya”. Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda. (At Tadzkirah Fi Ahwali Al Mauta Wa umuri Al Akhirah (1/50-51).
Sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Oleh karena itu hendaklah kita mengajarkan orang yang akan meninggal dengan kalimat talqin, “laa ilaaha illa Alloh” demi menyelamatkan orang yang kita sayangi menghadapi sakaratul maut agar terhindar dari gangguan iblis. Selompok iblis dan syaithon akan mengganggu manusia ketika sakaratul maut, dan ingatlah iblis hanya bisa mengganggu orang yang lemah imannya, maka bertawakallah kpd Alloh dengan sebenar-benar takwa. Sebagaimana firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
(Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithon. Sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagimu).(Qs. Al Baqoroh 2: 208).
Dan ingat juga nasihat Alloh yang sering disampaikan oleh para khotib diatas mimbar Jum'ah yang merupakan pengatan keras bagi orang-orang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa dan jangan sampai kita mati dalam keadaan kafir, sebagaimana firmanNya dalam surat Ali Imron 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam).
Dan pertanyaannya sekarang bagaimana dengan orang muslim yang tidak pernah sholat, apa perlu di tuntun ketika mau mati dengan ditalqinkan? Jawab Ustadz, ada di zaman Rosululloh seorang anak yahudi yang mau mati maka Rosul masih menawarkan untuk taslim, masuk Islam. Hal ini menegaskan akan pentingnya terus menerusnya kita mentalqinkan orang yang akan mati. Karena menjadi hak Alloh untuk menetapkan kalimat tsabit yang menghunjam dirinya dengan kalimat thoyyibah, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Ibrohim ayat 27 Alloh berfirman :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ
(Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki).
Betapa pentingnya pada situasi yang menakutkan itu, seorang muslim hendaknya perlu menegakkan wasilah bahwa yang hidup ini perlu memperhatikan orang lain. Kemudian pertanyaan berikutnya bagaimana dengan menghadiahi orang yang mati dengan membacakan al Fatihah? Ustadz menjawab bahwa ditinjau dari segi syariah, hal itu tidak disyariatkan dan Rosululloh juga tidak mencontohkan, tetapi Rosululloh hanya memerintahkan untuk selalu mendoakan kepada si mati, dan disini al-Fatihah bukanlah termasuk doa. Oleh karena itu maka yang demikian ini bisa dikategorikan bid’ah. Namun dikalangan orang-orang yang menyatakan sebagai thoriqoh sering malakukan hal tersebut dengan maksud untuk menghadiahkan atau mengirimkan bacaan al-Fatihah tersebut kepada si mati, hal ini biasa dilakukan karena mereka tidak mengenal bid’ah. Dan bagi orang yang telah berkecamuk dengan hal tersebut maka akan sulit meninggalkannya. Dalam dunia thoriqoh menghadiahkan al-Fatihah bertujuan untuk masuk dalam proses penampakan, kontak atau aji pameling. Maka hal inilah yang harus kita sikapi dengan hati-hati.
Wallohu a’lam bish-showab.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
TAKUT KEPADA ALLOH KARENA MAKSIAT
Diposting oleh
roy z
, Sabtu, 23 Januari 2010 at 07.28, in
Label:
Maksiat
Oleh : Ustadz H.Muhammad Usman
Rasa takut terhadap azab Alloh merupakan muara terhadap takut kepada Alloh. Pada umumnya orang tak bisa langsung mempunyai rasa takut sebelum Alloh menampakkan azab-Nya. Untuk mempunyai rasa takut ini, sebagai bentuk keadilan Alloh maka Dia menurunkan petunjuk berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah melalui Rosululloh dari bangsa sendiri yang menjelaskan petunjuk tersebut. Setelah satu rosul wafat maka disusulkan rosul berikutnya sebagai bentuk upaya untuk menyelamatkan manusia dari semua bentuk peringatan. Akan tetapi karena nafsu, iman dan akal terkalahkan maka manusia terjerumus kedalam dosa. Lalu Alloh membuka pintu taubat bagi manusia, Alloh masih menerimanya, ibarat orang nikah yang telah bercerai lalu iddah, ia kembali menjalani kehidupan berumah tangga.
Rasa takut manusia diselimuti oleh kemaksiatan dirinya sehingga Ibnu Athoillah menyatakan bahwa sikap manusia ini dalam menutupi kemaksiatan ada 2 macam: yang pertama yaitu al khouf anil ma’shiyat atau dia takut dari maksiat, dan yang kedua dia menutupi rasa takut karena kawatir kemaksiatannya terungkap (al khouf fil maksiyat), jadi dia takut kepada manusia bukan takut kepada Alloh, orang ini akan rugi karena ia akan cenderung mengulangi kemaksiatan itu sendiri. Ia tidak ingat akan firman Alloh : Inna Bathsya robbika la syadiidu. (sesungguhnya siksa Tuhanmu benar-benar sangat keras) al-Buruuj ayat 12.
Demikian juga perlu diperhatikan bagaimana kerasnya siksaan Alloh bagi orang-orang yang dzolim, sebagaimana firman Alloh didalan surat Huud ayat 102-103 :
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
(Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras).
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).
Oleh karena itu takutlah kepada Alloh dengan banyak mempelajari al-Qur'an dan Hadits agar kita menyadari dan takut akan peringatan dan ancaman-ancaman Alloh sehingga kita dapat menjauhi perbuatan maksiat, takutlah kepada Alloh karena perbuatan maksiat dan bukan takut perbuatan maksiatnya diketahui orang lain dan bahkan bukan malah bangga melakukan maksiat, na'udzubillah min dzalik.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
JADILAH MUSLIM YANG KAFFAH
Diposting oleh
roy z
, at 05.51, in
Label:
Muslim Kaffah
Oleh : Ustadz Ir. H.Didik Udiyono
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
(Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci).as Shoff ayat 9.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam didalam misinya untuk berjuang menegakkan agama Islam selalu mendapatkan perlawanan dari orang-orang musyrik. Orang musyrik dalam menjalankan kehidupannya selalu memakai standard ganda. Padahal Rosul selalu mengarahkan kepada al khoir (kebaikan). Kriteria untuk menilai sebuah kebaikan akan sangat berbeda dengan standard yang dipakai oleh kaum musyrikin dimana mereka menggunakan standard ganda. Akan tetapi Islam mengarahkan kepada standard baku yang ada dalam al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dalam hal menyikapi sebuah kemenangan Islam seringkali kendalanya datang dari kaum muslimin itu sendiri. Oleh karena itu dengan semakin banyaknya kaum muslimin yang menjalankan agamanya secara totalitas atau kaffah dalam keislamannya maka kemenangan akan kita dapatkan. Tidaklah mudah dalam merebut tegaknya Islam, yang lebih aman bagi kita adalah mencela diri kita sendiri, menilai diri sendiri dan membenahi diri kita sendiri. Tidak boleh berhenti untuk Islam, sampai dalam mengatur ritme bersenang-senang begitu diingatkan oleh Islam. Sebagai contoh : Abu Dzar al Ghifari diingatkan oleh Rosululloh :Iyyakum wattana-um fainna ibadalloh laisa bittana-um (waspadalah dengan bersenang-senang karena hamba Alloh tidak suka dengan banyak bersenang-senang). Dalam hal mengekspresikan pernikahan shahabat, misalnya, menabuh rebana setelah pernikahan itu dilangsungkan sebagai ungkapan rasa gembira. Tidak seperti orang-orang sekarang, banyak orang jawa yang sudah hilang jawanya akibat ketidak tahuannya. Dalam prosesi sebelum pernikahan ada hajatan, doa sebelum pernikahan dilakukan. Ada prsosesi walimah dengan lagu : yen pinyu angrawuhi ing malem resepsi, kakung putri ngagem busono kang edipine, poro putri lenggah jejer urut katon rapi, para priyo lenggahe rada adoh sawatoro, tetapi bagaimana dengan prosesi resepsi sekarang, dimana bapak-bapak selalu makan dan minum dengan standing party?
Sebetulnya para wali dulu sudah berusaha mengajarkan nilai-nilai agama yang dikemas dan dimasukkan kedalam budaya dan tata cara kehidupan masyarakat jawa, namun karena pengaruh budaya luar yang saat ini merambah masyarakat kita maka perlu untuk kita waspadai terutama bagi generasi kita mendatang. Ingat akan nasihat : kali ilang kedunge, wong jawa ilang jawane, pasar ilang kumandange…wong wadon ilang rasa malune. Oleh karena itu marilah kita berusaha menjadi Islam secara menyeluruh atau kaffah bersandar pada al-Qur'an dan as-Sunnah dan marilah kita selalu berdoa memohon perlindungan kepada Alloh agar Alloh memberi petunjuk kepada kita.
Wallohu a'lam bish-showab.
(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...